Kamis, 19 Maret 2015

Tulisan Ilmu Budaya Dasar 1 (Suku Sunda)



Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, ketemu lagi bersama saya sang pemilik blog hehe pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan mengenai suku saya yaitu Suku Sunda, dan juga sebagai tugas penulisan untuk softskill Ilmu Budaya Dasar.

Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, dengan istilah Tatar Pasundan yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung dan wilayah barat Jawa Tengah (Banyumasan). Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya 15,2% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Jika Suku Banten dikategorikan sebagai sub suku Sunda maka 17,8% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Mayoritas orang Sunda beragama Islam, akan tetapi ada juga sebagian kecil yang beragama Kristen, Hindu, dan Sunda Wiwitan (Jati Sunda). Agama Sunda Wiwitan masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan masyarakat suku Baduy di Lebak Banten yang berkerabat dekat dan dapat dikategorikan sebagai suku Sunda.

Jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah bahasanya dan budayanya. Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, dan riang. Orang Portugis mencatat dalam Suma Oriental bahwa orang sunda bersifat jujur dan pemberani. Orang sunda juga adalah yang pertama kali melakukan hubungan diplomatik secara sejajar dengan bangsa lain. Sang Hyang Surawisesa atau Raja Samian adalah raja pertama di Nusantara yang melakukan hubungan diplomatik dengan Bangsa lain pada abad ke-15 dengan orang Portugis di Malaka. Hasil dari diplomasinya dituangkan dalam Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal. Beberapa tokoh Sunda juga menjabat Menteri dan pernah menjadi wakil Presiden pada kabinet RI.

Disamping prestasi dalam bidang politik (khususnya pada awal masa kemerdekaan Indonesia) dan ekonomi, prestasi yang cukup membanggakan adalah pada bidang budaya yaitu banyaknya penyanyi, musisi, aktor dan aktris dari etnis Sunda, yang memiliki prestasi di tingkat nasional, maupun internasional.

Pandangan Hidup
Selain agama yang dijadikan pandangan hidup, orang Sunda juga mempunyai pandangan hidup yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Pandangan hidup tersebut tidak bertentangan dengan agama yang dianutnya karena secara tersurat dan tersirat dikandung juga dalam ajaran agamanya, khususnya ajaran agama Islam. Pandangan hidup orang Sunda yang diwariskan dari nenek moyangnya dapat diamati pada ungkapan tradisional sebagai berikut:

"Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke, aya ma beuheula aya tu ayeuna, hanteu ma beuheula hanteu tu ayeuna. Hana tunggak hana watang, tan hana tunggak tan hana watang. Hana ma tunggulna aya tu catangna."

Artinya: Ada dahulu ada sekarang, bila tak ada dahulu tak akan ada sekarang, karena ada masa silam maka ada masa kini, bila tak ada masa silam takan ada masa kini. Ada tunggak tentu ada batang, bila tak ada tunggak tak akan ada batang, bila ada tunggulnya tentu ada batangnya.

Ungkapan tradisional tersebut tidak jauh dengan amanat Bung Karno dalam pidato HUT Proklamasi 1996: “Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.”

Bahasa
Dalam percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda. Namun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa Sunda dalam bertutur kata. Seperti yang terjadi di pusat-pusat keramaian kota Bandung, Bogor, dan Tangerang, dimana banyak masyarakat yang tidak lagi menggunakan bahasa Sunda.
Ada beberapa dialek dalam bahasa Sunda, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa. Para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek berbeda. Dialek-dialek ini adalah:
·         Dialek Barat (Bahasa Sunda Banten)
·         Dialek Utara
·         Dialek Selatan (Priangan)
·         Dialek Tengah Timur
·         Dialek Timur Laut (Bahasa Sunda Cirebon)
·         Dialek Tenggara
Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten dan Lampung. Dialek Utara mencakup daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa daerah Pantura. Lalu dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota Bandung dan sekitarnya. Sementara itu dialek Tengah Timur adalah dialek di Kabupaten Majalengka dan Indramayu. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Cirebon dan Kuningan, juga di beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes dan Tegal, Jawa Tengah. Dan akhirnya dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis, juga di beberapa kecamatan di Kabupaten Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah.

Kesenian
1.       Seni tari
Seni tari utama dalam Suku Sunda adalah tari jaipongan, tari merak, dan tari topeng.
Tanah Sunda (Pasundan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik, Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu. Tari Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu degung. Musik ini merupakan kumpulan beragam alat musik seperti gendang, gong, saron, kacapi, dsb. Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik Eropa/Amerika. Ciri khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.

2.       Wayang Golek
Tanah Sunda terkenal dengan kesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 – 21.00 hingga pukul 04.00 pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan (tokoh baik melawan tokoh jahat). Cerita wayang yang populer saat ini banyak diilhami oleh budaya Hindu dari India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil nama-nama dari tanah India. Dalam Wayang Golek, ada ‘tokoh’ yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Cepot, Dawala, dan Gareng. Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.

3.       Seni musik
Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan sinden. Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan sinden karena nada dan ritmenya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari. Di bawah ini merupakan beberapa lagu dari daerah Sunda:
·         Bubuy Bulan
·         Es Lilin
·         Manuk Dadali
·         Tokecang
·         Warung Pojok
Selain itu, ada alat musik khas Sunda di antaranya adalah:
·         Calung
·         Angklung

Rumah Adat
Secara tradisional rumah orang Sunda berbentuk panggung dengan ketinggian 0,5 m - 0,8 m atau 1 meter di atas permukaan tanah. Pada rumah-rumah yang sudah tua usianya, tinggi kolong ada yang mencapai 1,8 meter. Kolong ini sendiri umumnya digunakan untuk tempat mengikat binatang-binatang peliharaan seperti sapi, kuda, atau untuk menyimpan alat-alat pertanian seperti cangkul, bajak, garu dan sebagainya. Untuk naik ke rumah disediakan tangga yang disebut Golodog yang terbuat dari kayu atau bambu, yang biasanya terdiri tidak lebih dari tiga anak tangga. Golodog berfungsi juga untuk membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah.
Rumah adat Sunda sebenarnya memiliki nama yang berbeda-beda bergantung pada bentuk atap dan pintu rumahnya. Secara tradisional ada atap yang bernama suhunan Jolopong, Tagong Anjing, Badak Heuay, Perahu Kemureb, Jubleg Nangkub, Capit Gunting, dan Buka Pongpok. Dari kesemuanya itu, Jolopong adalah bentuk yang paling sederhana dan banyak dijumpai di daerah-daerah cagar budaya atau di desa-desa.
Jolopong memiliki dua bidang atap yang dipisahkan oleh jalur suhunan di tengah bangunan rumah. Batang suhunan sama panjangnya dan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap yang sebelah menyebelah, sedangkan lainnya lebih pendek dibanding dengan suhunan dan memotong tegak lurus di kedua ujung suhunan itu.
Interior yang dimiliki Jolopong pun sangat efisien. Ruang Jolopong terdiri atas ruang depan yang disebut emper atau tepas; ruangan tengah disebut tengah imah atau patengahan; ruangan samping disebut pangkeng (kamar); dan ruangan belakang yang terdiri atas dapur yang disebut pawon dan tempat menyimpan beras yang disebut padaringan. Ruangan yang disebut emper berfungsi untuk menerima tamu. Dulu, ruangan ini dibiarkan kosong tanpa perkakas atau perabot rumah tangga seperti meja, kursi, ataupun bale-bale tempat duduk. Jika tamu datang barulah yang empunya rumah menggelarkan tikar untuk duduk tamu. Seiring waktu, kini sudah disediakan meja dan kursi bahkan peralatan lainnya. Ruang balandongan berfungsi untuk menambah kesejukan bagi penghuni rumah. Untuk ruang tidur, digunakan Pangkeng. Ruangan sejenis pangkeng ialah jobong atau gudang yang digunakan untuk menyimpan barang atau alat-alat rumah tangga. Ruangan tengah digunakan sebagai tempat berkumpulnya keluarga dan sering digunakan untuk melaksanakan upacara atau selamatan dan ruang belakang (dapur) digunakan untuk memasak.
Ditilik dari segi filosofis, rumah tradisional milik masyarakat Jawa Barat ini memiliki pemahaman yang sangat mengagumkan. Secara umum, nama suhunan rumah adat orang Sunda ditujukan untuk menghormati alam sekelilingnya. Hampir di setiap bangunan rumah adat Sunda sangat jarang ditemukan paku besi maupun alat bangunan modern lainnya. Untuk penguat antar tiang digunakan paseuk (dari bambu) atau tali dari ijuk ataupun sabut kelapa, sedangkan bagian atap sebagai penutup rumah menggunakan ijuk, daun kelapa, atau daun rumia, karena rumah adat Sunda sangat jarang menggunakan genting. Hal menarik lainnya adalah mengenai material yang digunakan oleh rumah itu sendiri. Pemakaian material bilik yang tipis dan lantai panggung dari papan kayu atau palupuh tentu tidak mungkin dipakai untuk tempat perlindungan di komunitas dengan peradaban barbar. Rumah untuk komunitas orang Sunda bukan sebagai benteng perlindungan dari musuh manusia, tapi semata dari alam berupa hujan, angin, terik matahari dan binatang.

Sistem Kekerabatan
Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat bilateral, garis keturunan ditarik dari pihak bapak dan ibu. Dalam keluarga Sunda, bapak yang bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda. Dalam suku Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan hubungan kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang berhubungan langsung, ke bawah, dan vertikal. Yaitu anak, euncu (cucu), buyut (piut), bao, canggahwareng atau janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur atau gantungsiwur. Kedua, saudara yang berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau uwak, anak saudara kakek atau nenek, anak saudara piut. Ketiga, saudara yang berhubungan tidak langsung dan langsung serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan seterusnya. Dalam bahasa Sunda dikenal pula kosa kata sajarah dan sarsilah (salsilah, silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur/garis keturunan.
Sekian untuk tulisan kali ini, semoga bermanfaat.

Tugas Ilmu Budaya Dasar 1




1.       Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu Matakuliah Dasar Umum (MKDU)
1.       Definisi, tujuan ISD dan IPS

1.1.1.        Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar (ISD) merupakan suatu ilmu yang mempelajari masalah-masalah social, khususnya masalah-masalah yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan teori yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu ilmu social.
Tujuan dari Ilmu Sosial Dasar ini ada tiga, antara lain :
1.       Memahami dan menyadari adanya masalah-masalah social yang terjadi dalam masyarakat.
2.       Warga Indonesia dapat memiliki sikap dan tingkah laku yang baik dalam bermasyarakat. Untuk meminimalisir keributan ataupun kericuhan.
3.       Peka terhadap masalah-masalah social dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha mencegah dan menanggulanginya.

1.1.2.        Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu yang mempelajari tentang unsur-unsur atau nilai-nilai dari berinteraksi sosial, nilai kehidupan dalam melakukan suatu kegiatan, berpikir menjadi orang yang mempunyai tenggang rasa sesama manusia. Didalam ilmu pengetahuan sosial dibagi menjadi beberapa ilmu seperti : sejarah, geografi, ekonomi, dll.
Tujuan dari Ilmu Pengetahuan Sosial ditujukan agar peserta didik peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
2.       Perbedaan dan Persamaan ISD dan IPS

1.2.1.        Perbedaan ISD dan IPS
Terdapat tiga perbedaan antara ISD dan IPS, antara lain :
1.       Ilmu Sosial Dasar diberikan di perguruan tinggi, sedangkan IPS diberikan di SD hingga SMA.
2.       Ilmu Sosial Dasar merupakan satu mata kuliah tunggal, sedangkan IPS terdiri dari sejumlah mata pelajaran.
3.       ISD diarahkan untuk pembentukan sikap, sedangkan IPS untuk pembentukan keterampilan.

1.2.2.        Persamaan ISD dan IPS
Terdapat 3 persamaan antara ISD dan IPS, antara lain :
1.       Keduanya merupakan ilmu yang berhubungan dengan masyarakat dan hampir memiliki ruang lingkup yang sama dalam kemasyarakatan.
2.       Merupakan bahan studi untuk program pengajaran.
3.       Keduanya terdiri darikenyataan dan masalah sosial.

3.       Ruang Lingkup ISD
1.3.1.        Tiga Golongan Bahan Pengajaran ISD
ISD adalah ilmu yang didefinisikan berdasarkan nilai penduduk/masyarakat yang bertempat di satu wilayah/Negara yang dapat menilai, menyimpulkan, dan juga menganalisis suatu permasalahan yang berada di sekelilingnya dengan bersosialisasi, yang terpenting dalam ISD yaitu : (Fakta, Konsep, dan Teori) nilai tersebut semua diambil dari sejarah, ekonomi, geografi sosial, sosiologi, antropologi, psikologi sosial. Disetiap masalah pasti ada jalan keluarnya, maka dari itu didalam ISD terdapat tiga golongan bahan pelajaran seperti dibawah ini :

1.       Nilai yang menjadikan sebuah masalah masyarakat yang menjadi keprihatinan public yang harus segera diselesaikan karena apabila tidak diselesaikan keributan tersebut akan ke wilayah masyarakat yang belum pernah menghadapi masalah seperti itu maka akan merusak lingkungan tersebut.
2.       Menangani sebuah permasalahan yang timbul akibat disengaja ataupun tidak disengaja, kita harus bias mempelajari masalah tersebut agar tidak muncul masalah yang sama dengan tingkat kerumitan yang berbeda.
3.       Sesuatu yang keterkaitannya dengan masalah yang berhubungan dengan masalah yang satu dengan masalah yang lainnya, merupakan obyek yang tidak mudah untuk mencari sumber masalahnya apabila semuanya memiliki keterkaitan dalam sumber yang sama.

2.       Manusia dan Kebudayaan
1.       Unsur-Unsur yang Membangun Manusia
Manusia  di alarn dunia  ini memegang  peranan  yang unik,  dan  dapat  dipandang  dari banyak segi. Dalarn ilmu eksakta, manusia dipandang  sebagai kumpulan  dari partikel-partikel atom  yang  membentuk  jaringan-jaringan   sistem  yang  dimiliki  oleh  manusia  (ilmu  kimia), manusia  merupakan  kumpulan  dari berbagai  sistem  fisik yang  saling  terkait  satu  sarna  lain dan  merupakan   kumpulan   dari  energi  (ilmu  Fisika),  manusia  merupakan   mahluk  biologis yang  yang  tergolong  dalam  golongan  mahluk  mamalia  (biologi).  Dalam  ilmu-ilmu   sosial, manusia merupakan  mahluk yang ingin memperoleh  keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). manusia merupakan  mahluk sosial  yang  tidak  dapat  berdiri  sendiri  (sosiologi).  mahluk  yang  selalu  ingin  mempunyai kekuasaan   (politik).  mahluk  yang  berbudaya,  sering  disebut  homo-humanus   (filsafat).  dan lain sebagainya.

Dari definisi-definisi   tersebut  diatas  kita dapat  melihat  bahwa  manusia  selain  dapat dipandang  dari banyak  segi, juga  mempunyai  banyak kepentingan.  Tetapi  siapakah  manusia itu sebenamya   ? dengan  berdasar  pada  uraian  di atas  tentu kita  akan  mengalami  kesulitan dalam  menjawab  pertanyaan  tersebut, oleh karena  itu kita kan mencoba  mencrangkan   siapa manusia  itu dari  unsur-unsur  yang membangun  manusia.

Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur -unsur yang  membangun   manusia

1)       Manusia  itu terdiri  dari empat  unsur  yang saling  terkait,  yaitu :
a.       Jasad             : badan kasar manusia yang nampat pada luarnya, dapat diraba dan           difoto dan menempati ruang dan waktu.
b.      Hayat            : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
c.       Ruh                : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan   memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat                                            konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d.      Nafs              : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.

2)       Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a.       Id                    : merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak Nampak, Id merupakan libido murni atau energy psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconscious).
b.      Ego                : merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “Eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c.       Superego    : merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu superego terbentuk dari lingkungan eksternal.
Dari uraian  di atas dapat mengkaji  aspek tindakan  manusia  dengan  analisa  hubungan antara tindakan dan usur-unsur manusia. Seringkali, misalnya orang yang senang terhadap penyimpangan  terhadap nilai-nilai masyarakat  dapat diidentifikasi  bahwa orang tersebut lebih dikendalikan  oleh Id dibanding  super ego-nya, atau seringkali  ada kelainan  yang terjadi pada manusia,  misalnya  orang  yang  berparas  buruk dan bertubuh  pendek  berani  tampil  ke muka umum,  dapat  diterangkan  dengan  mengacu  pada  unsur  nafs  (kesadaran  diri)  yang  dimiliki oleh manusia.  Kesemua  unsur tersebut dapat digunakan  sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.
2.       Hakikat Manusia
a.       Mahluk  ciptaan  Tuhan  yang terdiri  dari  tubuh  dan jiwa  sebagai satu  kesatuan yang utuh.

Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. jika manusia meninggal, jiwa  lepas dari  tubuh dan kernbali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa  tidak mengalami kebancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

b.      Mahluk  ciptaan Tuhan  yang paling sempurna, jika  dibandingkan  dengan mahluk lainnya.

Kesempumaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanyadengan akal, perasaan,dan kehendakyang terdapatdidalamjiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia rnampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu rnempertimbangkan. menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan. kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah



c.       Mahluk  biokultural,  yaitu mahluk  hayati yang budayawi

Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia. psikobiologi. patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi - segi : kemasayarakatan. kekerabatan. psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas. bahasa, dan sebagainya.

d.      Mahluk  ciptaan  Tuhan  yang  terikat  dengan  Iingkungan  ~ekologi), mempunyai
Ikualitas dan martabat   karena  kemampuan  bekerja  dan  berkarya

Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran "eksistensialisme" memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi). memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap duma sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan ens, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatanmanusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan.  Dengan kchidupan religius, manusia menghayati pertemuannya   dengan  Tuhan.
Semakin  dekat seseorang dcngan Tuhan, semakin dekat pula i~ menuju  kesempumaan dan  semakin  jauh  ia diJepaskan  dari  rasa kckhawaliran.   Semakin  mendalam   penghayatan terhadap  Tuhan  semakin  bermakna  pula kehidupannya,  dan  akan terungkap  pula  kenyataan manusia  individual  atau  kcnyataan  manusia  subyektif  yang  mcmiliki  harkat  dan  martabat tinggi.

3.       Kebiasaan Bangsa Timur
Manusia dimuka bumi ini mendiami wilayah yang berbeda, ada yang mendiami wilayah timur, wilayah barat dan wilayah timur tengah. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Negara Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang-orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur, mengapa? Karena mereka senang dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualis dan saling tolong menolong.

Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian bangsa timur, kita tinggal di Indonesia termasuk ke dalam bangsa timur, dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.

Bangsa timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.

Pada umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada. Namun walaupun kita sudah tahu banyak tentang kepribadian bangsa Timur kita tidak bisa selalu beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih baik dari bangsa Barat. Karena semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya. Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya baik.

Secara garis besar kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dll.

Unsur-unsur Kebudayaan Asing yang Sulit Diterima

Unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima antara lain :

1.       Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.

2.       Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.

3.       Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.

4.       Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diterima atau Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru

Faktor-faktornya antara lain :

1.       Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.

2.       Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.

3.       Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.

4.       Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.

5.       Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.

4.       Definisi Kebudayaan
Apabila kita berbicara tentang  kebudayaan,  maka kita langsung berhadapan  dengan pengertian istilahnya. Pengertian kebudayaan menyangkut   bermacam-rnacam  definisi yang telah dipikirkan oleh sarjana-sarjana  bidang sosial budaya diseluruh dunia.

Dua orang  antropolog  terkemuka  yaitu  Melville  J.  Herkovits   dan  Bronislaw Malinowski mengemukakan  bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di  dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic,  karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus. Walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan  kematian dan kelahiran.

Pengertian kebudayaan meliputi bidang yang luasnya seolah-olah  tidak ada batasnya. Dengan demikian sukar sekali  untuk mendapatkan  pembatasan pengertian atau definisi yang tegas dan terinci yang mencakup segala sesuatu yang seharusnya  termasuk  dalam pengertian tersebut. Dalam pengertian sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sam a dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tari.

Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam  bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere. yan~ berarti mengolah tanah. jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai "segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tcmpat tinggalnya.,  atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan  hidupnya di dalamlingkungannya  ". Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan  kelompok sosial tertentu.

Kebudayaan  dengan demikian mencakup  segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya material, seperti peralatan-peralatan  kerja dan teknologi, maupun yang non-material, scpcrti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.

5.       Wujud Kebudayaan
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
1.       Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia :
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya. atau dengan perkataan lain. dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-bukuhasil karya para penulis warga masyarakat yang bersangkutan.

2.       Kompleks  aktivitas  :
Berupa   aktivitas  manusia   yang  saling  berinteraksi,   bersifat  kongkret,   dapat  diamati   atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dariaktivitas-aktivitas manusia-rnanusia   yang berinteraksi,  berhubungan.  serta bergaul  satu  dengan  yang  lain dari detik  ke detik,  dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun,  selalu menurut  pola-pola  tertentu yang berdasarkan  adat tata kelakuan.  Sebagai rangkaian  aktivitas manusia dalam  masyarakat, sistem sosial bersifat konkret,  terjadi disekeliling  kita sehari-hari, bisa diobservasi,  difoto dan didokumentasi.

3.       Wujud  sebagai  benda :
Aktivitas  manusia  yang  saling  berinteraksi  tidak lepas  dari  berbagai  penggunaan   peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan   benda  untuk  berbagai  keperluan  hidupnya.  Kebudayaan   dalam  bentuk  fisik yang  kongkret  bisa juga  disebut kebudayaan  fisik, mulai dari benda yang diam  sampai  pada benda  yang  bergerak.

Ketiga wujud dari kebudayaan tadi, dalam kenyataan kehidupan masyarakat  tak terpisah satu  sama  lain.  Kebudayaan   ideal  dan  .adat istiadat  mengatur  dan  memberi   arah  kepada tindakan-tindakan   dan  karya  manusia.  Baik pikiran-pikiran  dan  ide-ide  , maupun  tindakan dalam karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan fisik membentuk  suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan  manusia dari  lingkungan   alamialmya  sehingga  mempengaruhi   pula pola-pola  perbuatannya, bahkan juga  cara berpikirnya.

6.       Orientasi Nilai Budaya
Kebudayaan  sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn  dalam karyanya  Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia,  secara  universal  menyangkut  lima  masalah  pokok  kehidupan  manusi,  yaitu  :
1.       Hakekat  hidup  manusia  ( MH  )
Hakekat   hidup  untuk  setiap  kebudayaan   oerbeda  secara  ekstem;   ada  yang  berusaha untuk memadamkan  hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup  sebagai  suatu  hal yang baik, "mengisi  hidup"
2.       Hakekat  karya  manusia  ( MK  )
Setiap kebudayaan  hakekatnya  berbeda-beda,  diantaranya  ada yang beranggapan  bahwa karya bertujuan untuk hidup. karya memberikan kedudukan atau kehormatan,  karya merupakan  gerak  hidup  untuk  menambah  karya  lagi.
3.       Hakekat  waktu  manusia  ( WM  )
Hakekat  waktu untuk setiap kebudayaan  berbeda;  ada yang berpandangan  mementingan orientasi  masa  lampau,  ada pula  yang  berpandangan  untuk  masa  kini  atau masa  yang akan  datang.
4.       Hakekat  alam  manusia  (MA)
Ada kebudayaan   yang menganggap  manusia  harus mengeksploitasi    alam atau memanfaatkan    alam  semaksimal   mungkin.   ada  pula  kebudayaan   yang  beranggapan manusia  harus  harmonis  dengan  alam  dan manusia  harus  menyerah  kepada  alam
5.       Hakekat  hubungan  manusia  (MN)
Dalam hal ini ada yang mementingkan  hubungan  manusia  dengan  manusia.  baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh).  Ada pula yang berpandangan individualistis  (menilai tinggi kekuatan sendiri).



7.       Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara  lain aturan-aturan.  norma-norma  yang digunakan  sebagai pegangan  dalam  kehidupan. juga  teknologi,  selera,  rasa keindahan  (kesenian).  dan  bahasa.

Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa  silam. Biasanya suatu masyarakat  hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat   lainnya dan antara mereka terjadi   hubungan-hubungan, mungkin   dalam   lapangan   perdagangan.    pemerintahan    dan sebagainya.  Pada saat itulah unsur-unsur  masing-masing  kebudayaan  saling menyusup.  Proses migrasi   besar-besaran.    dahulu   kala.  mempermudah    berlangsungnya    akulturasi   tersebut. Beberapa  masalah  yang  menyangkut  proses  tadi adalah  :
a.       Unsur-unsur   kebudayaan   asing  manakah  yang  mudah  diterima.
b.      Unsur-unsur   kebudayaan   asing manakah  yang  sulit diterima.
c.       Individu-individu   manakah  yang cepat  menerima  unsur-unsur  yang  barn.
d.      Ketegangan-ketegangan    apakah  yang  timbul  sebagai  akibat  akulturasi  tersebut.

8.       Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku  kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.  Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya  ?

Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya  bahwa walaupun  keduanya  berbeda tetapi keduanya mcrupakan  satu kesatuan.  Manusia  menciptakan kebudayaan.  dan setelah kebudayaan  itu tercipta maka kebudayaan  mengatur  hidup  manusia agar sesuai dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya  merupakan  satu kesatuan.  Contoh sederhana  yang dapat kita lihat adalah hubungan  antara manusia  dengan  peraturan-peraturan kemasyarakatan,   Pada  saat awalnya  peraturan  itu dibuat  oleh manusia.  setelah  peraturan  itu jadi  maka  manusia  yang membuatnya  harus  patuh kepada  peraturan  yang dibuatnya  sendiri itu.  Dengan   demikian   dapat   disimpulkan    bahwa   manusia   tidak   dapat   dilepaskan    dari kebudayaan,   karena  kebudayaan   itu merupakan  perwujudan  dari  manusia  itu  sendiri. 

Apa yang  tercakup  dalam  satu kebudayaan  tidak akan jauh  menyimpang  dari kemauan  manusia yang  membuatnya.
Dari  sisi lain, hubungan  antara  manusia  dan  kebudayaan  ini dapat  dipandang  setara dengan hubungan  antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis. maksudnya saling  terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap  yaitu  :
1.            Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan  dirinya dengan membangun dunianya.  Melalui  ekstemalisasi   ini masyarakat  menjadi  kenyataan  buatan  manusia
2.            Obyektivasi, yaitu  proses  dimana  masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu  suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan  membentuk perilaku manusia.
3.            Intemalisasi.  yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa  manusia  mempelajari  kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk  oleh  masyarakat.

Apabila  manusia  melupakan   bahwa  masyarakat   adalah  ciptaan  manusia.   dia  akan menjadi  terasing  atau tealinasi.

Manusia  dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena  itu mempunyai hubungan  keterkaitan  yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang  ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa  terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

3.       Konsep Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan
3.1. Pendekatan Kesusastraan
lBD, yang  semula  dinamakan  Basic Humanities,  berasal  dari  bahasa  Inggris  the hu­ manities. Istilah  ini berasal  dari bahasa latin Humanus,  yang berarti  manusiawi,  berbudaya, dan  halus.  Dengan  mempelajari  the humanities  orang  akan menjadi  lebih manusiawi,  lebih berbudaya  dan lebih  halus.  Jadi the humanities  berkaitan  dengan  masalah  nilai,  yaitu  nilai kita  sebagai  homo  humanus.

Untuk  menjadi  homo  humanus,  manusia  hams  mempelajari  ilmu,  yaitu  the humani­ ties, disamping  tanggung jawabnya  yang lain. Apa yang dimasukkan  kedalam  the humanities masih  dapat  diperdebatkan,   dan  kadang-kadang   disesuaikan   dengan  keadaan   dan  waktu. Pada umumnya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya  tennasuk sastra,  sejarah,  cerita  rakyat,  dan. sebaginya   Pada  pokoknya  semua  mempelajari   masalah manusia  dan budaya. Karena itu ada yang menteIjemahkan  the humanities  menjadi  ilmu-ilmu kemanusiaan,   ada juga  yang menteIjemahkan menjadi pengetahuan budaya,

Hampir  disetiap jaman, seni termasuk. sastra memegang  peranan  yang penting  dalam the  humanities.   Ini  terjadi  karena  seni  merupakan   ekspresi  nilai-nilai   kemanusiaan,   dan bukannya  formulasi  nilai-nilai  kemanusiaan  seperti yang terdapat  dalam  filsafet atau agama. Dibanding dengan  cabang  the  humanities  yang  lain,  seperti  misalnya ilmu  bahasa,   seni memegang   peranan   yang  penting,   karena  nilai-nilai   kemanusiaan   yang  disampaikannya normatif.

Karena   seni   adalah   ekspresi    yang   sifatnya   tidak   nonnatif.     seni  lebih   mudah berkomunikasi.   Karena  tidak normatif,  nilai-nilai  yang disampaikannya   lebih  fleksibel,  baik isinya  maupun  earn penyampaiannya.
Hampir disetiap jaman,  sastra mempunyai  peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena  sastra mempergunakan   bahasa. Sementara  itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakanbahasa.Dalamusahanyauntuk mengaturhubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa.  Dengan demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah mempennudah sastra untuk berkomunikasi.

Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaranabstraksi.Sementaraitu filsafat, yangjuga mempergunakanbahasa,adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan. dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah  yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.

Cabang-cabang seni yang lain pada hakekatnya juga abstrak. Gerak-gerik dalam seni tari, misalnya, masih perlu dijabarkan. Meskipun bunyi-bunyi dalam seni musik lebih cepat dinikmati, bunyi-bunyi itu sendiri masih memerlukan penafsiran. Sebaliknya sastra adalah penafsiran itu sendiri. Meskipun didalam penafsiran itu sastra masih dapat ditafsirkan lagi.

Sastrajuga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif. Cabang-cabang seni yang lain juga dapat menarik tanpa cerita, akan tetapi sullt bagi penciptanya mengemukakangagasanya.Dalam musik misalnya,kata-katapenciptanyatertelan oleh melodinya.

Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalahkaryanya.Senimanadalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dari pengamatan orang lain.
IBD adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dari MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan earn memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya.

Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswatidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya.Memang seperticabang-cabangthe humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajarkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.

Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities. mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.

3.2. Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prasa
Istilah prosa banyak padanarmya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja  Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diteIjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran. lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai unnik roman, atau novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indoensia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
A.   Prosa lama meliputi
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita Pelipur Lara
B. prosa barn meliputi
1. Cerita Pendek
2. Roman/Novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi

3.3. Nilai-nilai dalam Prasa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak. mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan  moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain ;
1.       Prosa Fiksi Memberikan Kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.


2.       Prosa Fiksi Memberikan Informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan dating atau kehidupan yang asing sama sekali.

3.       Prosa Fiksi Memberikan Warisan Kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imajinasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.novel seperti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti jalan taka da ujung, misalnya menggambarkan suatu tindakan heroism yang mengagumkan dan memberikan kebanggaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak lagi mengalaminya secara fisik. Dan oleh karena mahasiswa tidak lagi mengalami secara fisik itulah, jiwa kepahlawanan perlu disentuhkan lewat hasil-hasil sastra.

4.       Prosa Memberikan Keseimbangan Wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.

3.4. Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi
Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.

Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media Bahasa yang artistik/estetik, yang secara padu dan utuuh dipadatkan kata-katanya.

Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan Bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.       Figura Bahasa (Figurative Language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2.       Kata-kata yang ambiguitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.       Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.       Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.       Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih mengunggah hati.

Dibalik kata-katanya yang padat, ekonomis dan sukar dicerna maknanya itu, puisi berisi potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan kepada kita suasana-suasana dan peristiwa-peristiwa kehidupan manusia dan juga dalam kaitan kehidupannya dengan alam dan Tuhan. Ia merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair terhadap kehidupan manusia, terhadap alam dan Tuhan yang diekspresikannya melalui Bahasa yang artistik.